Sunday, May 31, 2009
KUMPULAN PUISI KU...
Nyatanya Aku Renta
Kupikir mudah
Menganyam pita-pita cinta
Memilin lembaran rasa
Kukira aku mampu
Menata bilik-bilik hati
Mengendapkan rindu yang menggumpal
Kurasa aku bisa
Membungkam desir-desir angan
yang mengelus helai-helai harap
Kuyakin diriku sanggup
Memancang tinggi-tinggi
Layar-layar kesabaran
Di samudera kesunyian
Nyatanya aku renta
Tanpa Kau disisiku
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ASAKU BAGAI DI NEGERI SEBRANG,PADAHAL LEKAT DI MATA KU...
P,
Nama yang indah untuk didengar
Kulihat matahariku bersinar disana
Cahayanya terik tapi sejuk
Warnanya membara tapi lembut
Akankah aku memiliki matahari itu
Akankah aku memiliki damai yang dia tawarkan
Aku ingin,
Ingin bersamanya sepanjang masa
Ingin mengenggamnya di sisa usia
Ingin memeluknya selama aku bisa
Tuhan,
Izinkan aku mengetuk hatinya
Izinkan aku menggapai hatinya
Izinkan aku merenggut hatinya
Dan, izinkan aku memiliki dan menjaga hatinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ASA YG HILANG
Terketuk hati pedih kurasa
Saat ku tahu bahwa asaku telah hilang
Asaku hilang terbawa hati yang lain
Asaku hilang terbang terbawa angin
Pergi menjauh ke negeri seberang
Tuhan,
Akankah asaku kembali datang
Beradu kasih di saat senang
Akankah asaku kembali terbang
Kearah hati yang sedang bimbang
Hasrat hati ingin kau pulang
Membawa asa yang telah hilang
Kembali……
Kembalilah kau asa yang hilang
Aku tetap menanti dengan hati yang lapang....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SENJA DI PANTAI KERINDUAN
Kutatap wajahmu puspaku
berpautan kita dalam rengkuhan tanya
tentang rindu yang mengharu
Dan tetes air mata keibuanmu tlah jatuh
Dada ini berdetak kencang
tak kuasa diterjang pesonamu itu
air matamu itu membuatku tak kuasa menjauh darimu
Lalu tanganmu dan tanganku berpautan
sejuta rasa mengalir lewat jemari
dan kau bertanya:
kapan deru ini berlalu
Rambutmu tergerai dipukul angin senja
mengalunkan serpih-serpih kerinduan
menyentuh kedamaian nuraniku
Kita berjalan menyusuri pantai pasir putih
sambil sesekali kita beradu pandang
katamu: pasir ini seputih hasrat cinta kita
Kukatakan tentang stagnasi cinta itu
jawabmu sungguh membedah sukmaku
aku tetap bagian jiwamu
Selendang kasih telah mengikat cinta kita
menyatukan gelap terangnya perbedaan
hingga nuraga cinta kita begitu dalam
Setiba di penghujung pantai
kuminta pengertian darimu
relakan aku pergi menjangkau angsa putih cinta kita
segenap asa dan rasa kita
Bila nanti telah kurengkuh
aku kembali ke dalam nilakandi cinta kita
kita minta camar itu menyanyi
untukmu . . . untukku, untuk kita berdua
Perpisahan ini memang melahirkan jalinan sendu dan rindu
tapi pantai ini, semilir angin dan desah ombak
adalah teman di kesendirianmu
Dan kala malam berpurnama
kau, pandanglah wajahku
di sana ada kerinduanku jua
Akhirnya, di sini di pantai ini
kita jumpa dan menyatu lagi
di pantai Tanjung Tinggi kala senja
Kerinduanku . . .
kerinduanmu . . .
kau . . . aku . . .
lepaslah dalam dekapan-Nya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
METAMORFOSA
Hidup adalah sebuah Proses
Senantiasa Berubah
Tiada yang Kekal kecuali Perubahan
Pun Kehidupan.....
Betapa setiap Detik adalah Persimpangan
dan setiap Tarikan Nafas adalah sebuah Pilihan
Saat ini ...
Aku Mencoba Memberanikan Diri Memilih untuk Memaknai Hidup dengan Kesadaran
Hidup laksana Puzzle Raksasa
Yang coba kurangkai dengan Untaian Doa dan Usaha yang Sederhana
dan -sekali lagi- dengan Cinta
Tertatih dan Terbata
kucoba mengeja Hidup pemberianNya
dalam Perguruan Semesta
Manusia
ibarat Benda 3 dimensi ber-Mozaik kaya Warna
banyak Sudut, penuh Gradasi dan tak pernah Sama
Jangan tertipu dengan satu 'Potret' dan 'Adegan' saja
Karena Mata terkadang adalah Pengkhianat yang Nyata
Mencoba bersahabat dengan sang Waktu
Menggali Mutiara Makna yang Satu
Yang terkubur bersama tumpukan Debu Kebodohan yang Membatu
dalam Ratapan yang Membelenggu
serta Derai Tawa yang Menipu
Ijinkan aku menjadi SaksiMu......
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lukisan Usang
Ku lukis karena cinta
Ku simpan karena sayang
Tapi ternyata......
Lukisan itu mulai usang
Tak ada lagi cinta disana
Ku biarkan ia diterpa angin
Ku biarkan ia dibasahi hujan
Hingga lapuk...punah…
Hingga hanyut tak berjejak
Pikirku dalam hati
tak ingin melukis lagi
Bila ia tersobek emosi
hingga berkeping tanpa arti....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SANG SUMBER, AJARI AKU CARA MENDEKAT......
hari demi hari
terlena ‘applications’
tertipu ‘interface’
bahkan memuja ‘screen saver’
perlahan.....
mengeja ‘syntax’
membedah ‘module’ & ‘sub routine’
menguji ‘algorithm’ & ‘logics’
‘The Source’
betapa ‘open source’ nya Engkau
seperti janjiMu
tapi kenapa begitu sulit mendekatiMu
betapa berat jari-jariku mengetik ‘code name’Mu
smoga ‘error-error’ adalah akselerator pembelajaran
smoga tak pernah bosan dan jera ber ‘trial’ lagi
kuingin bersahabat dengan mahlukMu yg bernama Waktu
tak ada ‘Undo’, hanya ‘Reset’ !
betapa setiap detik adalah Pertempuran
dalam Perang Abadi.......
Mari Berdjoang !
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Orang biasa yang luar biasa
"Saya orang biasa..."
Katanya
Tapi ku tak percaya
Wanginya
Menunjukkan kelasnya
Bertemu kedua kali
Tak lagi basa basi
Ditemani tiga kopi
Ya… tiga kopi
Satu lagi untuk si Dewi
Katanya teman satu profesi
Lampu temaram
Semakin malam
Pembicaraan semakin dalam
Namun ada yang selalu diam
Tiba-tiba
terdengar suara
“Bu, saya permisi,
pacar saya sudah menanti”
Tunggu... tunggu...
Kenapa Dewi memanggilnya ibu?
Ia hanya tersenyum malu
“Dia itu... sekretarisku”
Perempuan manis
Punya sekretaris
Pasti bukan resepsionis
Bisa jadi seorang artis
“Tapi saya orang biasa!”
Aku tak lagi percaya
Meski akhirnya...
Ku jadi pacarnya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
WAHAI JIKA ENGKAU PEMILIK
Rusuk-ku
tak pernah ku berniat tuk
banjirimu dengan janji putih atau hitam
tak pernah ku berniat
ingkari apa yang ada dalam hati
lelah hatimu lelahku jua
yang sepanjang purnama menanti bayang maya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KEPING CINTA
Sekeping kenangan akan cinta
bagiku adalah ketika muncul perasaan
yang selalu tumbuh kemudian bersemi
bagai bunga tanpa musim
yang kemudian akan layu atau tetap segar
sepanjang musim silih berganti
ketika engkau memilihnya sendiri
akan layu...
atau tetapkah segar...
dalam menapak lereng gunung kehidupan....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
DIMANA ENGKAU
saat ku menangis?
saat ku sendiri?
Ini kali kesekian mencari engkau
bukan diantara leuit kau kucari
bukan diantara padang ilalang-nya...
di sela rincik bening air sungai Parahyangan ku benamkan kaki, juga bukan...
di sudut cadas jalanan yang membekukan rasa takut, bukan pula...
Kuharap kau ada diantara juta bintang,
malam itu di langit Kanekes...
Akhirnya,
malam kelam, muram, aku sendiri, dicekik harap,
sedih penghabisan.
Kita t'lah bungkam dalam ketiadamengertian...
sampai kapan?
sampai mimpi itu berakhir-kah?
Teruslah bermimpi... aku hendak buka jendela kamarku...
Agar mentari memburatkan sinarnya
meluruhkanku dalam kelopak cinta...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
CATATAN CINTA
menyusuri tepian kolong jembatan itu
di antara hutan beton dan jembatan layang
terhampar tanpa batas di tepi metropolitan ini
seakan aku sampai pada keheranan
sedikit lagi aku berjalan,
lapak judi dan lokalisasi...
sorak sorai membahana kemenangan akan nomor yang tepat
cantiknya para dara dengan dandanan seadanya menyambung hidup
rumah cahaya itu hanya berukuran 2,5 x 3 meter persegi
cat hijau, bersih dan manis
kecil, kokoh dan sederhana
berdiri di tengah pasar yang bau dan lapak judi
lalu aku datang lagi
ku buang jauh rasa penat 2 hari tak tidur dan sakitnya perut yang amat sangat
dengan iringan ketulusan dan do'a teman-teman segala penjuru dunia
kami disambut keceriaan adik-adik yang mengharukan
aku tak tahan melihat ceria-nya mereka dengan wajah tanpa dosa...
sungguh, maafkan kami yang hanya dapat berbuat sedikit ini... adik-adikku...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SANG WAKTU
Ada satu saat dimana waktu berhenti, menyakitkan
Butir air hujan bergelantung kaku di udara
Bandul jam bergerak separuh berayun
Saat pelukan abadi sang waktu yang tak akan pernah hilang
Namun apa yang terjadi, ketika waktu kembali berputar
Ketika salam perpisahan terucapkan matahari, saat terbenam
Kota pun menjadi puing dan terlupakan
Bagaimanapun, dunia harus berputar
Hidup adalah jambangan kesedihan
Tapi adalah lebih terhormat untuk menjalaninya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
AKU TAHU
Aku tahu
Aku tak tahu apa yang tersembunyi di balik senyummu
Aku tahu
Aku tak tahu apa arti tatapanmu itu
Aku tahu
Aku tak tahu apa yang ada di kepalamu
Aku tahu
Aku tak tahu apa yang tersimpan dalam hatimu
Aku tahu
Aku tak tahu banyak tentangmu
Aku tahu
Tak sepatutnya aku meragukanmu
Maafkan Aku
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
GUGUR DAUN
Tuhan pernah berdiri disini
Kuyakin itu
Pernah menghembus nafas-nafas yang membumi
Yang ratapnya ditakuti batu cadas dan letusan gunung menggebu
Mungkin kita boleh bersimpuh
Membicarakan sutra-sutra yang menusuk melepuh
Atau tentang kulitmu yang kau jilat dan kau resap
Hingga lemah berasap
Boleh saja langkahmu mengombak
menetak retak
Menggapai jejak
Luluh lantak
Kali ini gugur daun merimbun
Desah mengubur
Dosa mengampun
Kusam tersungkur
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Puisi Puisi Ini Hanyalah Goresan Tinta Biasa...Saat Sang Angin Terpejam Dalam Lelapnya...Ketika Sang Malam Terdiam Dalam Heningnya...Namun Ku Mencoba Tuk Ungkapkan Kata Kata Yg Tersimpul Dalam Benak Dan Otak KU....Sebuah Angan Yg Ingin Ku Ungkapkan...Sebuah Asa Yg Terpendam...Dan Sebuah Harapan Yg Selalu Ku Curahkan Kepada Sang Waktu Dan Tinta Hitam Nan Kelam Yg Selama Ini Membaur Dalam Kehidupan....Bahkan Saat Ku Coba Tuk Menyayangi Seorang Wanita Pun Ia Tak Peduli Mungkin Kini Sangat Membenci Ku.....Karna Watak Ku yg Keras...Dan Karna Dia Tak Suka Bunga,Puisi DLL Dari Ku.......Meski Kini Ku Sadar Banyak Wanita Yg Mengelilingi Hidup Ku Dan Banyak Juga Yg Menyukai Ku...Namun Entah Mengapa Ku Tak Bisa Menghapus Bayangnya Dari Kehidupan Ku....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
.,.,.,.,.
Loading...
2 comments:
P,
Nama yang indah untuk didengar
maksudnya Pman ya [wub]
Nama P, Bukan Pman....Tapi Itu Hanya Kiasan Inisial Saja....Tak Ada Yg Lebih Disini...Sengaja Di Buat Samar Semua....
Post a Comment