Monday, March 29, 2010

" Biarkanlah Ku Pergi "

Terbelenggu Dalam Sunyi..
Membisik Sang Bayu Pada Hening..
Ku Teteskan Air Mata dari Kedua Pelopak Mata MU...

Senyum Ku Kini Kelu..
Sorot Mata Tiada Lagi Binar..
Semua Sekan Tertutup Oleh Egois Ku Dan Amarah Yang Sering Membelenggu Jiwa..
Dan Ku Berada Dalam Sunyi Ini....

Biarkanlah Ku Pergi..
Menjauh Dari Sisi Ruang Fana..
Dalam Gulita Yang Panjang...

Sunday, March 21, 2010

" Memeluk Gulita "

__________________ Sms Tak Terkirim





Sayup-sayup ku dengar bisik sang bayu ketika hening memeluk gulita.
Gemerlap bintang hiasi angkasa raya yang tampak tenang.
Binar wajah rembulan tersenyum sendu pada semesta alam.

seorang bocah terlihat duduk berpangku pada sunyi.
Merenung dalam kebisuan hati yang selalu bertanya pada jiwa yang lelah.
Kapan jasadnya memeluk raga yang kian rapuh.

Berhembus semilir angin menerpa raga yang rapuh telanjang dalam angan yang
selalu menjelma dalam mimpi pembaringan yang tak pernah bosan menopang
jasad yang lelah dalam sebuah penantian panjang.

Segenggam terkepal agar mimpi menjadikannya kenyataan.
Andai semua dapat kuraih dengan mudah bak tapak tangan ku balikkan
tanpa meneteskan peluh yang bosan mengeluh.

Seperti bibir yang bosan mengecap serta telingan yang bosan mendengar.
Haruskah angan terkubur oleh jenuh..? Seperti mentari yang selalu menghentikan mimpi.
Bagai senja yang berlalu tanpa kata.
Rasa ini membunuh jiwa,memasung palung hati,melumpuhkan setiap saraf ku.
Tiada kuasa ku menanti tuk miliki mu seutuhnya,tak kuasa ku di batasi pagar berduri.

Aku ingin miliki mu seutuhnya,tanpa rasa ragu tuk memeluk,tiada was was ketika kunikmati
setiap lekuk tubuh mu.

Saat ku jamah jantung hati mu,saat kunikmati setiap kecup bibir mu dan hangat pelukkan mu.

" Senyum Dalam Hening "

Aku turut terdiam dalam hening
Tanpa kata, tanpa suara, tanpa tanya
Hanya tatapan menembus jiwa
Berusaha tersenyum difrekwensi rasa



Sehingga akupun terpana…
mencoba menembus jiwa…
Yang terdiam dalam hening diantara bunga semak nan elok...



Senyum itu terasa hangat
Teduh redakan gejolak jiwa
Tetap terdiam, tanpa suara
Merekam nyanyian alam semata


Malampun mulai beranjak pagi
Aku tak temukan lagi keheningan
Suasana terlihat hiruk pikuk
Tapi aku tetap tersenyum
Masih Ku cari frekweksi rasa

" DUNIA DZAKAR "

Ketika hati tak terkendali
Tubuh merangkak mencari mangsa
Berteriak, menorehkan nafsu
Mengepakkan sayap
Demi memperoleh senyum senyap
Dalam angkara, tak tahu itu laknat

Tubuh berpoles tanpa selembar iman
Karena hati dan pikir terperangah dunia yang penuh nyaman
Nafsu menebar, mata tak terkendali, untuk memperoleh madali
“SYAHWAT”

Ketika dzakar mengembang
Dunia gelap kelam
Tak tahu arti hidup dan kehidupan
Juga, tak pernah tahu hakekat batas kehidupan
Lupa langit dan bumi
Karena hati tak lagi bercahaya
Yang ada hanya belantara

Promosi makanan, elektronek dan krucak krucuknya
Hanya sebatas penampakan dari dzakar yang terus melalang
Birahi sudah bak cambah
Tak mengenal batas
Yang ada hanya retas-retas menuju puas
Penyakit menebar
Akibat tak pernah tahu, tempat menambatkan dzakar.
Hanya Iman pencari kebenaran
Yang mampu menostalgiakan dzakar pada ladang yang sebenarnya

" ZIARAH CINTA "

(Melebur dalam samudra cinta
Berlayar dengan gemuruh ombak dan semilir angin)
………………………………………menyisakan kepiluan

Atas nama “cinta”
Kau tuangkan angka-angka dalam
Serdadu-serdadu rasa membuai rindu

Atas nama “cinta”
Kau taburkan bunga kata-kata
Memutikkan keindahan, mengharumkan ruangan hati gadis pencari cinta

Atas nama “cinta”
Kau ziarahi gemulai tubuhnya
Dengan hijau matamu

Atas nama “cinta”
Kau tuangkan anggur rindu
Dalam cawan asmara

Atas nama “cinta”
Kau kosongkan pikiranmu
Memoles dosa dalam birahi rindu
Menjebak gadis-gadis bernostalgia dengan kegilaanmu

Hari ini, kusaksikan bualan matamu
Mengatakan hakekat, yang hanya menambah sekat
Sekat antara hakekat kebenaran dan hati busukmu
Hari ini, kusaksikan lumut-lumut yang kau siram
Semakin menghijau menambah sembraut hidup
Kau perkosa ketulusannya
Dengan noda-noda petak yang menancap dalam lidah manismu

Kau telah ziarahi cintanya
Dengan menyisakan seribu rindu
Dalam retak-retak dosa
Membingkai bahasa surga
Membuat rada-rada tak bergerak

Sadarlah wahai hati yang lagi mengantuk
Menunggu jaga dan sadar atas dosa yang terbalut kerapian kata
Kerapian sikap dan kerapian yang penuh dengan api kemunafikan
Kembali pada hakekat cinta, yang hanya untuk-Nya,
Dalam jaga dan ketidak sadaran, Ia selalu bersama. Mengisi kekosongan cinta.

" Disini "

Disini...ku sembunyi dalam sepi.
Meniti malam yang sunyi,tanpa senyum mu bidadari.

Aku yang hanya bisa terdiam dalam bisu,mencoba menatap wajah mu dalam peluk lelah ku.
Menerawang jauh angan ku,mencari sejuk tatap mu dalam mimpi malam ku.

Terbaring jasad letih ku,menggapai hangat peluk mu.

Aku rindu pada senyum mu.
Aku rindu pada sejuk tatap mata mu.
Aku rindu pada mu sayang.

" AKU "

Aku ingin mengadu pada malam,tentang cerita ku yang terus berlalu bersama detik waktu.

Malam yang gelap selalu diam tiada kata pada hening,hanya desir angin yang mendesis lirih dan bercerita tentang kehidupan dunia.

Aku ingin seperti angin yang yang bebas lepas menceritakan perjalanannya di ruang hampa semesta alam raya.

Aku hanya sunyi,yang diam dalam bisu,yang hening dalam sepi.

Tapi,mengapa malam tak mau mendengar cerita ku dan acuhkan ku.

Aku ya aku,bukan seperti orang yang engkau puja,bukan seperti orang yang kau damba atau siapalah.

Aku hanya seorang bocah yang hanya bisa merengek,ketika mainan ku rusak,ketika lapar dan dahaga mendera.

Namun aku mengerti arti kehidupan,bagaimana cara melihat kehidupan serta menyelesaikan masalah.

Ini aku,bukan seperti orang yang kau puja,bukan seperti orang yang kau damba.

" PIONER "

(Dunia Dalam Kebingungan)


lantunan kalam syaitan
menggema di gang-gang kaum quraiys
wanita-wanita lacur
mewarnai gemercak keangkuhan dan kesobongan
laki setengan sadar dalam kemabukan
mengapai-gapai wanita telanjang
kebohongan, keangkuhan, kesombongan,
kema’siatan menjadi watak
jazirah pun tenggelam
dalam dunia kejahilan dan keangkara murkaan

bumi dan langit
merasa kesepian
menunggu sang cahaya
tuk memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
kegelapan hati
kegelapan pikiran
kegelapan moral
kegelapan dalam kesengsaraan
kegelapan dalam keangkuhan

Muhammad nuzul
dengan kasih sayang
menyapa kebenaran
dengan semangat ilahi
menakar akhlaq karimah

" SALAM "

Wahai angin
Sampaikan salamku
Pada makhluk yang suka rindu
Selalu menyentuh sajadah penuh syahdu
Berdzikir khafi, mengalunkan ayat dari kalbu
Tak lelah menghitung hari demi jawaban yang Satu

Wahai ombak
Giringlah daku, menuju bandara Rabbku
Tanpa perahu, asalkan aku tetap bersamamu
Kalau terhempas, ingatkan aku pada Dzat Pemandu
Untuk menuju Sorga yang penuh dengan madu

Wahai api
Sampaikan salamku
Agar aku tak beku
Untuk selalu bermunajat dengan kelapangan dadaku
Bakarlah hatiku, agar hangus, menjadi arang dan terbangkan kepada Keakuan-Nya
Biar akuku hilang ditelan baramu, dan ke-Akunya yang selalu ada

Wahai Air
Siramlah aku
Agar selalu bersih dari dosa
Dosa hati, pikir dan badan
Agar tak lagi punya kuasa yang dunia ini sudah tak lagi berbahasa
Bersihkan tubuhku, agar aku bisa bersujud
Tak ada ada arti, kalau hanya tubuhku
Tapi hatiku dekil dengan dosa
Maka, siramlah rohku
Menuju sorga rahahku

" Pemulung Dan Penguasa "

Bergerak mencari sesuap nasi
Bertahta keranjang bertangan besi
Tangan menari-nari dengan senyum terkulum rapi
Menikmati hidup indah dan mandiri
Istiqomah berjuang pagi dan petang hari
Demi memperjuangkan hal-hal yang bersifat pribadi
Tanpa meninggalkan amanah negeri
Itulah sang pemulung
Tak kenal malu dan tak terlalu benebar senyum demi diri
Karena ia tahu Allah lah sang Pemberi Sejati
Ia tak takut diteriaki
Karena ia berjalan di jalan yang benar tanpa pemaras diri
Namun hati selalu bersama sang pemberi rizki

Tapi tidak
Dengan penguasa
Duduk berpesta
Korup angka dan harga
Demi tahta yang suatu saat akan hampa
Tak tahu diri, demi kehormatan diri

Pemulung cerdas
Lebih cerdas dari penguasa yang hanya uang dan tahta
Pena bergerak menghitung angka
Dengan busung di dada
Hanya duit yang mereka cinta
Pemulung berjalan
Seperti raja, yang berkuasa melebihi mereka
Dengan tangan penuh kuasa mengambil barang-barang yang katanya tak berharga

Para pemimpin salah sangka
Pemulung bukanlah miskin
tapi mereka kaya, kaya hati dan moral
tapi penguasa kaya
kaya karena korum dan tahta
pemulung bahagia
walau senin dan kamis tak ada telur tungku
namun senyum selalu tanpa merada

" BISU KEBISUAN "

Kau bisu
Bukan karena kau tak punya mulut
Juga bukan karena kau tak ada suara
Tapi kau diam seribu bahasa
Bahasa yang tidak semua orang
paham bahasa kau
bahasa gemerak gigimu
bahasa lirikan matamu
bahasa kecongkakan tubuhmu
bahasa kerdipan alismu
bahasa jidatmu
bahasa gerak telunjukmu
bahasa hentakan kakimu
kau bisu
bukan karena kau tidak punya nafsu
juga bukan karena kau tak lagi bernafsu
tapi kau bisu karena hatimu
yang lagi lumpuh
lumpuh dari kebenaran
lumpuh meneriakkan keagungan
lumpuh dari cahaya
bukan lumpuh karena kau tidak berkaki
atawa tidak punya kaki
atawa kakimu lagi berbisul

bisu
adalah pilihan dari sekian pilihan ketidak berdayaan

" Sebait Kata Untuk Mu "

Tiada Maksud Sedikitpun Dalan Hati Tuk Menyakiti Mu..
Tangis Mu Adalah Tangis Ku..

Aku Hanya Ingin Satu Kepastian Dari Mu..
Tak ada Maksud Lain Apalagi Tuk Menyakiti Hati Mu..

Aku Ingin Mencintai Mu Dengan Sederhana..
Dengan Senyum Yang Kau Sapa..
Dengan Canda Dan Tawa Yang kau Tebar...

Terimalah Adanya Diriku..
Dan Ku Kan Menerima Apa Adanya Diri Mu..

Buatlah Aku Tersenyum..
Dan Ku Kan Membuat Mu Selalu Tersenyum..

Maafkan Aku Jika Ku Terlalu Memaksa..
Karna Hidup Yang Ku Jalani Nyata..
Tiada Semu Yang Ku Punya ...

Jangan Hiraukan celoteh Camar Di Luar Sana...
Biarkanlah Hati Yang Berbicara Di Antara Kita...

Sajak Bukanlah Syair..Pantun Bukanlah Puisi...
Hidup Ku Bukanlah Hidup Mu..

Namun,Kan Ku Berikan Semua Kehidupan Ku Kepada Mu..

Satu Kan Jiwa..Satukan Nurani...
Jelang Kehidupan Di Kemudian Hari...

Sambut Senyum Mentari Yang Tiada Bosan Hangatkan Pagi..

Berjanilah Kasih...
Jangan Pernah Engkau Kecewakan Ku Lagi...
Ku Hanya Ingin Dirimu Mengerti...

Aku Yang Kan Selalu Menyayangi Mu....

" Jalan Ku Bukan Jalan Mu "

Jalan Ku Bukan Jalan Mu..

Terpampang Kelok Jalan Setapak Di Depan Ku..
Tak Berarti Itu Jalan Yang Kan Ku Lewati..
Tak Berarti Pula Jalan Yang Kan Engkau Lalui Pula..

Takdir dan Nasib telah di gariskan..

"Di Antara Lelah Jiwa "

Diantara Lelahnya Jiwa..
Ku Masih Berharap Akan Datangnya Cinta..

Dalam Resah Dan Air Mata..
Menghentikan Duka Yang Ada..
Menggapai Angan Berharap Kasih..

Ditengah Bayang Semu Cinta Suci..
Dengan Langkah Hati Yang Lunglai..
Mencari Cinta Abadi..
Masihkah Cahaya Malam Menemani ?

Ketika Senja Berlalu Pergi..
Adakah Deru Sang Bayu Hembuskan Kidung Indah..
Tentang Cerita Cinta kasih nan abadi..

Saat Sunyi Malam Menghinggapi..
Sejauh Mata Memandang..
Tak Ku Lihat Bintang Yang Bersinar..
Temani Kasih Setia Sang Rembulan..

" KRONIS KATA "

Lama ku tak bersua

bersama kata dan rasa

aku sakit di atas kertas dunia

yang selalu menuangkan mantra sihir

kronis sakitku

jari tak mampu menari-menari di atas kanvas itu

hanya dapat ku melongo

di balik helai kata dan kalimat

untuk menemukan makna

makna hidup

" Sunyi Yang Membunuh "

Sunyi...


Sunyi yang membunuh ku..

Sunyi yang menyiksa ku...

Harapan ku...

Kedatangan mu akan membunuh kesunyian hati ku..

Harapan ku...

Kehadiran mu akan mengusir kesunyian jiwa ku...

Sunyi yang membunuh ku...

Sunyi yang menyiksa ku...

Harapan ku...

Engkau datang membawa sejuta senyum...

Engkau datang membawa sejuta tawa dan canda...

Lebur kan semua kesunyian ku...

Musnahkan semua kesunyian yang telah lama membunuh...

Aku disini...

Berharap engkau mengerti...

Aku disini...

Berharap engkau kan selalu menemani....

Aku yang terbunuh sunyi..

Hati dan Jiwa ku pun telah mati...

" Asa Dalam Rindu "

Sepenggal asa dalam rindu,menggebu dalam sanubari hati ku. Keinginan hati,ingin selalu bersama meniti hari-hari.Asa tinggalah asa,rindu yg menggebu biarlah tersimpan dalam kalbu.Wahai bidadari yg ku rindu,tengoklah ke awan.Cahaya bulan yg memudar,tersenyum malu menatapku.Wahai bidadari yg ku rindu,dengarlah deru sang bayu yg berbisik padamu.Wahai bidadari yg ku rindu,ku disini menanti bayangmu tuk merasakan hangat peluk kasih cinta mu....

" Pernah Ada Asa Ini "

Pernah ada asa ini di dalam benak ku,tuk hidup bersama mu.
Namun kini mimpi ku telah musnah dan lenyap seiring kepergian mu dari sisih ku.

Kini,hari - hari ku sunyi dan sepi.
Tiada tawa dan canda,hanya nestapa yg ku rasa.

Dirimu yg pernah mewarnai hidup ku.
Rasa yang pernah ada,kini hanya sepenggal kenangan sebuah cerita antara kita.

Senyum mu masih membayang,tawa dan bisik lirih mu masih terngiang.
Halus lembut belai kasih mu masih ku rasakan.

Terbuai ku disana,disinggasana cinta,meski kasih ku tak seindah dongeng - dongeng yang pernah ku baca.

Kini,ku harus mencari,mencari jati diri.
Mungkin,dibalik semua sketsa cerita di antaranya.

" Disini "

Disini...pandangi rusa betina yang t'lah menunjukan waktu..
mentari tersenyum kelu menatap raga ku yang sayu...
lelah jiwa dalam satu titik penantian..mati sudah...
hancur berkeping-keping tiada sisa...

hanya abu dari jasad yg hangus terbakar..
melayang terbawa angin senja..tapi sepenuh hati yakin..jika penantian ku tak kunjung berakhir..dan engkau memutuskan hilangkan jejak..
jangan salahkan takdir dan kodrat..telah ku buka doa dengan ...
dan ku kunci dengan surat ...
hanya kehendaknyalah tralis itu kan terbuka..

kesakitan ku telah membawa berjuta dendam yang membara dalam jiwa..
membakar angkara yang telah lama terpendam..
apapun cerita akhir dari kehidupan ku..itu jalan yang engkau dan aku tempuh..
ku rasakan kan kesakitan ku..dan engkau pun merasakan kesakitan ku..
dari sebuah akibat yang telah dan pernah engkau ucapkan pada ku..

bukan tuk menakuti..
tapi bisa engkau lihat beberapa waktu kedepan..
jangan mengeluh..bertahanlah jika engkau kuat bertahan..
biarkan aku yg terpuruk dalam kubangan sunyi yg nista ini...
itu pun karna ulah ku yang menyakiti mu tanpa engkau sadari...
Kun Fa ...yg terjadi biarlah terjadi...

" Suara Hati "

Suara itu berteriak
Tapi tak terdengar
suara itu semakin keras
Tapi, lagi-lagi hanya membisu
Tak ada gerakan

Suara, mengalun membumbung tinggi
Menembus angkasa raya
Namun, tetap sepi
Senyap

Suara, itu mulai melemah
karena tenggorokan mulai mengering
ruh mulai menghilang
tubuh terkulai
mati tampa nurani

hati, ketika membatu
tak ada suara yang mampu berteriak
membuat hati tersentuh
bahkan, batu semakin keras...keras
bak cadas.

--------------------------------------------- ketika hati lembut
Suara bisikan hantu pun
Terdengar begitu keras
Suara itu jelas
Membuat si empunya terus menyimak ayat
Membenah diri dan martabat
Untuk menemuhi Sang Pemberi Nikmat

" Siapa Yang Tahu "

Di rimang temaram rembulan yang malu tersenyum,terlihat kerlap kerlip lampu kota.
Indah seperti kilauan bintang di angkasa raya.
Namun,ketika sang jantan menunjukan waktu dengan hangat sinar mentari,kota mu terlihat kusam.
Jakarta,betapa indah terlihat saat malam,dari tempat dimana aku berdiri saat ini.tapi kusam terlihat saat mentari membentang terbarkan hangatnya.

Mungkin sama hal nya dengan hati manusia
Baik jika terlihat dari luar.
Tapi busuk didalamnya.
Dalamnya laut masih bisa ku selami.
Tapi dalamnya hati.
Siapa yang tahu ??

Hati ku bukan hati mu.
Otak ku bukan otak mu.
Diri ku bukan diri mu.
Jiwa ku bukan jiwa mu.

Jasad yang rapuh serta jiwa yang angkuh,semua menjelma menjadi satu.
Dunia bagai mimpi,senyum hanyalah kiasan bibir.
Baik dan buruk ada pada diri dan jiwa masing - masing manusianya.
Semua hanya sang kuasa yang tahu dan menilai.

" Rasa Syukur Atas Semesta Alam "

Terlihat senyum surya menepi di sufuk barat,dan kembali dalam pelukan senja.
Terlihat langit membentang berwarna jingga keperak - perakan.
Pekiki sang camar,sesekali terdengar indah mengalun di telinga.
Sesekali terjun menukik ke dasar samudra biru,dan terbang kembali.

Seiring surya yang kian tenggelam,terlihat sepasang pengantin muda keluar dari mahligai cinta yang berkilauan menghiasi langit malam bersama redup sinar rembulan.
Kala para prajurit kegelapan telah datang menyerang teriring hening malam.

Ku hanya bisa duduk terdiam dengan sejuta rasa takjub akan ke indahan yang di suguhkan.
Sempurna alam di cipta,tiada bosan dan terucap rasa syukur atas semesta alam.

hingga rusa betina telah menunjukan waktu,ku mulai bisa terlelap dalam mimpi - mimpi ku.
Ku tanggalkan satu persatu lelah ku,dalam dekapan sang waktu.

Obralan Dengan Kawan Lama Tadi Pagi " iseng "

Pagi ini sedikit mendung,mentari malu tuk tersenyum.Kicau burung yang bernyanyi riang,tak dapat merayu mentari tuk hangatkan bumi.
Terdengar dering dari handphone butut ku,riing..riiing..riiiiiing.....

Hallo,Assalamu'alaikum.Jawabku.
Wa'alaikum salam.Jawab orang dari sebrang sana.

Maaf Mba,ini siapa yah ?? tanya ku.
Kok manggil mba sih,Lupa yah sama aku..??dari sebrang sana balik bertanya pada ku.
Aku Eni mas,mas jul lupa yah ? Duh yang dah sukses sombong sekarang.Ucap dari sebrang.

Mba eni ?? Eni mana yah ? tanya ku lagi padanya.
Walah..aku sudah dilupakan..ucap mba eni,tau nama setelah dia mengatakan namanya eni.
Moso lali karo aku toh mas ? Kelingan ga dek neng ungaran kon kenalan karo aku ??tanya mba eni.
Waduh..Oalah..Piye kabare mba En..?? Tanya Ku.
Weh..Wong lak wes sukses yoo ngene iki..lali karo konco..wes tak tutup ae telepone.ucapnya sambil bercanda.
Ngunu ae nesu..sing sukses ki sopo toh mba en..ejik dadi kuli ngene di omong sukses.
Mbe en menawi sing sukses,kulo mering saking rencang-rencang mba en sampun sukses,gadah warungan lan beberapa toko.
Hmm..sopo sing ngomong lek..iso ae sampean iku..aku mung buka warung rokok lan pulsa ndek ngarep umah tok kok..sing gosip ki sakjane sopo toh...
Btw sampean ntuk nomer ku seko sopo mba en ?tanya ku..
Nomer ku sing lawas lak wes ilang,sopo sing ke'i nomer ku neng sampean hayoo..
Mesti si anu yah yg kasih nomer ku ke mba en ?

Haahahhahaahaa...Ene wes sing aweh,itu rahasia.
Lah piye kabare si anu ? tanya mba en .
Hah..lah mbuh mba,kulo telepon lan sms mboten nate di bales kok,tapi yen kulo mering si anu sampun lulus kuliah'e lan sak niki sampun nyambut damel.Tapi duko teng pundi,mboten ngertos kulo.

Lah piye toh..sebagai anunya kok ndak tau.
Kulo kan sampun dangu mba en mboten kalih si anu,lah wong arep di tenani ga gelem dianya dakunya mau ngapain lagi,dipaksa juga ndak mau apalagi di haluskan seperti tepung...

Hahahahahahahhaa...masih saja seperti dulu kamu,ndak berubah masih suka goyon klo di ajak bicara serius..
Yang pasti waktu itu kamu salah waktu,si anu lagi punya hubungan sama orang makasar,dirimu saja yang aku bilangin ndak mau tahu.Dapatnya ya seperti itu.
Btw sekarang si anu lagi jomblo loh,kamu dekati aja dia..siapa tahu mau balik lagi sama kamu mas.

Wah..repot mba..
Repot gimana maksud mu mas...
Repotlah mba...
Jangan takut di tolak mas..di coba dahulu,kali aja jodoh...
sambil cekikikan mba en merayu ku..

Gimana kalau mba eni yang nyombangin..
Weh..ga iso yoo...nanti si anu marah pada saya gimana...
Nahkan mba eni yg kasih saran ke saya...hayoo bereni ndak ??
Kalau mba en mau nyomblangin saya siap...hahahhahahahaa....
Minimal dia mau lah aku ajak ketemu...sampai disitu saja selanjutnya serahkan pada saya mba..gimana ?? ujar ku.

Hmm...difikirkan dahulu yah...sambil godain dia dan marayu nya...
Ya sudah nanti kapan - kapan kita ngubrul-ngubrul lagi,aku mau kerja lagi..
Okelah klo begitu mba...Salam buat semuanya yah..

" TUNDUK MERUNDUK "

Jika hati bersih, panggilan bisik berteriak
Jika piker jernih, gelap menjadi terang
Jika jasad tunduk, semuanya menunduk

Kau belai hari
Demi tanpang diri
Kau akan tenggelam dalam lautan
Dalam benci

Kau raba minggu
Demi jabatan
Kau kan selalu berpetualang dalam kesah dan sedu

Kau pegang dunia
Demi kepuasan nafsu
Kau kan tak akan memperoleh siraman rindu

Namun, jika kau menjadi gunung
Baramu kau simpan
Kau tampak anggun dari kejahuan

Jika kau lautan
Sunamimu kau desirkan
Kau tanpak indah bak uraian rambut

Ketawaduan
Awal dari raih langit
Menuju raih keagungan

" BIDADARI PAGI "

Engkau bidadari pagi

Engkau ratu di hari Rabu

Engkau adalah embun yang daun lahirkan dan menetes saat mentari bersemi

Engkau adalah sepi yang datang, di antara petir badai yang menderu


Engkau adalah sejuk yang angin bawa di februari

Engkau adalah sinar yang mentari lahirkan setelah fajar pagi

Engkau adalah air mata yang tangisku bawa, ketika membayangkan kita berdua

Engkau adalah alasan mengapa duniaku, ada


dikutip dari novel ‘Jomblo’

" Sajak Untuk Lilin "

Jika bukan karena sayang
Tak mungkin ku selipkan
Kata rahasia malam ini padamu

Juga,
Tak mungkin kusisakan waktu
Diantara tumpukan kertas yang menjengkelkanku
Untuk menciptakan deretan syair ini

Meski terkadang aku
Harus berhenti dalam beban
Namun tatih langkahku tetap terseret
Bersama harapan; Jika suatu hari aku mengerti-mu

Biarlah esok pagi atau lusa
Kita membeku dalam ego tak terkalahkan

Namun malam ini,
Rindu dan doaku menyertai
Seribu mimpi dan harapanmu

" NAHKODA KE ANGKUHAN "

kutambatkan rasa pada senandung rindu

membuai asmara, bercengkrama dengan kasih sayang

nahkoda itu, selalu membawaku berlayar

dengan gemuruh ombaknya menuju dermaga keangungan

nahkoda itu, selalu menggodaku untuk bersamudera dengan angan

tuk menuai falsafah kehidupan

nahkoda itu, tak lagi kutemukan

karena hempasan ombak keangkuhan

menepi dan mati

kini, nahkoda-nahkoda baru bermunculan

membuat perahu layar kesombongan

berlayar...jauh-jauh

tak menemukan ketenangan

hanya, kepatuhan dan ketawaduan

sang nahkoda akan menemukan ketenangan

sampai pada dermaga sesungguhnya....

SORGA HATI
KAUSAR PIKIRAN

" Harapan Tinggal Lamunan "

Perlahan kuberjalan,
Lewati mlam bersama keresahan hati.
Dingin sepoi angin timur.
Menambah rasa kepedihan.
Sesuatu tlah hilang dari harapan.
Kucari harapan pada bayangan
dan kenangan.
Mungkin dpt kutemukan pada dirimu, walau hnya sebatas impian.
Kini…
Berat terasa langkahku berjalan.
Yg kudapatkan
hanya segores lamunan.

http://www.penyair.com/

"Wasiat Kata Pada Titik"

Kata berseloroh pada titik
Mampukah titik membuat makna
Titik bisanya, menyulam garis
Menjadi rangkaian huruf- huruf.

Pesan kata pada titik :
Jika kau mau bertandang padaku
Bertandanglah dengan hati-hati
Karena kau akan menjadi malapetaka
Jika ttitikmu meleset

Tetaplah tersenyum diantara aku
Karena kau dicipta hanya untukku

Janganlah kau ceroboh
Agar manusia dapat memahamiku

Tanpa kau akupun tak ada
Keujudanku karena ujudmu

Kata ketawa, titik pun tersenyum ria

Senandung "UNGKAP RINDU"

Senandung itu tak pernah berhenti

langit bersenandung dengan tetesan hujannya

bumi berdendang dengan memutikkan warna bunganya

burung-burung riang bersiul cinta

bintang-bintang menggelimangkan cahaya memberi warna kerinduan

pepohonan membuahkan sempoa menderukan kehangatan

gunung-gunung melarfakan, ungkap untaian sayang

debur ombak, menggiring angan menuju dermaga kasih sayang

sentuhan tangan-tangan bayi membawa lentera kerinduan

angin menyapa, aku pun tertawa

menikmati alam bercinta

tapi manusia, kadang tak tahu arti cinta mereka.....

" Ku Coba Meraih "

Di hening ini ku coba meraih bayang-bayang,walau semu namu tetap ingin ku raih.Wahai sang bayu,hembuskan salam rindu pada sunyi yg memeluk erat jiwa ku nan rapuh.Sang mentari mencumbu,memeluk mesra jasad ku,kilau embun yg menetes mutiara pagi senantiasa membasahi dahan yg kering.Sering ku dengar beribu burung yg bernyanyi,hanya satu yg ku dengar merdu.Bunga-bunga yg mekar berwarna warni,hanya satu yg indah ku pandang.Seperti wanita,berjuta wanita didunia ini namun hanya dirimu yg ku damba.Masih adakah kasih dan cinta yg bersemayam,bersama rindu dalam penantian.Wahai kamu wanita yg kupuja,dimanakah dinda berada?Aku menanti mu siang dan malam.

"Malu"

Malang dalam gelap, segelap hati hamba saat ini.
Malang dalam panas, sepanas nafsu hamba
Malang dalam dingin,sedingin otak hamba

Tuhan,
tak ada tinta bersih untuk
memanggil-mu. bening sungai itu yang pilih,
tapi lenyap tuk menulis rangkap dosa hamba.
hamba takakan biarkan ini tertuang
pada mangkok yang lusuh oleh kemasiatan.
karena dosa yang menggunung
karena ma’siat yang membusuk
sholat yang tak pernah khusuk

Tuhan,
Sebenarnya aku pingin curhat
Tapi pada siapa
Pada diriku, itu tak mungkin
diriku sesak noda, berlumpur dosa nista, lapuk
ma’siat.
diriku hancur
tak sebersih dahulu kala,
Ketika Engkau tumpahkan kedunia

Tuhan,
pada siapa hamba lantunkan aduan ini
pada tembang, musik, jaz, rok
atau teman hamba siapakah mereka, utusan-Mu
di manakah ia, atau pada ulama’
yang kata-katanya melangit menebar gelap
teriakan yang memekakkan telinga.

Tuhan,
hamba tahu sholat khusuk mengantarkan pada
mi’raj menembus Lauh
tapi kuterhalang tabir noda-nista, kepalsuan
penghianatan
malu pinta pada-Mu, hasrat terpendam
tak nampak dalam hasrat hamba

Tuhan,
hamba bisu kungkungan keangkuhan
jahat pun bertebar menuai langkah
diam seribu bahasa pilihan akhir

sujud,puasa, rukuk, telah kutunai
tapi hatiku membaja, mengerat,
tertimbun lumut-lumut kebohongan
mimpi ketidakpastian menghantui hamba
hamba atur jarak dengan mutiara surga
tangan-Mu kutunggu julur pada gerakku

Mengejar Bayangan

Siang itu
ku lihat bayanganku
kokoh kayak Arjuna
berwibawa kayak Brahma
bertandan kayak ajudan
lirih,tak merasa perih
ia terus berlenggang
menelusuri siang

ku terus kejar
bayangan itu berlari
aku pun,mengeluh,duduk
la juga tersungkur
aku tangkap dia
dia juga menangkapku

aku bingung
senja pun bertandang
membawa awan yang tertawa
dan sumbringan
aku pun duduk tersungkur
menikmati angan yang kadang tidak pernah tafakkur
IA,ITULAH DUNIA.

Wednesday, March 10, 2010

Rona - Rona Senja

Rona - rona senja sore ini begitu indah Ku pandang,seperti senyum Mu yang merona selalu tenangkan hati ketika engkau di samping Ku.

Tatapan mata Mu yang sejukkan sanubari,membuat Ku tak ingin melepaskan tatapan Mu.
Aku yang selalu ingin berada disamping Mu,Aku yang selalu merindukan hangat peluk Mu.

Datanglah malam ini sayang,hadirlah dalam mimpi Ku.
Ketika Ku rabahkan lelah Ku,dalam hening malam.

Dalam gelap malam yang sunyi menjemput hangat mentari yang selalu kembali.

.,.,.,.,.

Loading...