Saturday, March 14, 2009

Perumpamaan Rindu

untuk kau, sungguh aku tak ingin menuliskan namamu

aku merindukanmu
selayaknya matahari merindu awan
peraduan yang dinantikan siang hari
tempat singgah segala lelah
ketika bumi ingin menepi dari panas purba

seumpama matahari
aku siap menanti kunjungan angin
yang datang bersama awan
dari arah tak terduga

selalu aku sebut namamu
tentunya –disertai nama tuhanku
segenap ingatan yang tak lepas
berlesatan
menyusuri setiap tepi hari
waktu ke waktu
dan aku selalu menemukan jalan
yang buntu
hingga rindu ini tak mungkin luruh

“hai angin, sampaikan padanya”
seperti lagu usang yang kusuka
“katakan, sampai kapan aku harus menunggu”

mendung di langit seolah pertanda
tetapi aku akan tetap bersetia

seumpama matahari
datang dan pergi di waktu yang sama
menarik usia bumi
menuju kesempurnaan
–yang difirasatkan semesta
aku merindukanmu sungguh!

No comments:

.,.,.,.,.

Loading...